Juni 14, 2010

Tunggu Aku, Jangan Pergi Dulu,

Hujan mulai reda,
Hanya tinggal rinai rintik gerimis kecil,

Terlihat seekor anak burung walet melompat-lompat,
Dari pucuk ranting pohon ia berpindah ke pucuk pohon lainnya,
Seraya mengibas2kan sayap kecilnya,
Nampak butiran sisa air hujan memercik dari sayapnya,

"Hei, hujan sudah mulai mereda. Aku akan pergi mencari serangga-serangga yang dapat kita makan," ujarnya pada dua ekor walet yang lebih kecil,
"Nantikan aku pulang ya!"
"Tunggu aku, jangan pergi dulu,"

Anak burung walet mengepak2kan sayapnya, lalu terbang menjauh..



Beberapa tahun saja,



Like the swallow has learned to fly, *)
look so proud en free..





* Donna-Donna (Ost Gie) lyric

Mei 21, 2010

Mukena, alat sholat atau hijab?

Hijab atau pakaian penutup aurat banyak sekali disebut-sebut dalam ayat alQuran. Secara detil alquran pun menjelaskan mengenai syarat hijab, yaitu terujulur dan menutup dada. Bahkan dalam haditsnya Rasulullah saw menjelaskan bahwa hanya telapak tangan dan wajah saja bagian tubuh yang boleh terbuka, tidak transparan, dan tidak membentuk tubuh.

Aku yakin semua perempuan akan merasa malu bila auratnya terbuka.
(Plaakk!!! Aku sendiri merasa tertampar. Jadi merasa seolah tak punya muka lagi. merasa ditabok, ditonjok, dan merasa dipukul-pukul pakai godam)

Lalu pertanyaannya, bagaimana bila aurat perempuan muslimah nampak saat berhadapan dengan TUHAN?


***
Suatu waktu, aku ikut shalat secara berjama’ah di sebuah masjid. Tak ada yang berbeda dari shalat berjama’ah lainnya. Para makmum berdiri berbaris di belakang imam. Namun selang beberapa waktu ada sebuah kejadian yang membuatku berfikir sepanjang sholatku (*betul-betul kacau shalat kali itu). Ketika seorang jama’ah menarik perhatianku, bukan orangnya, namun mukena yang ia kenakan.

Tak ada yang aneh. Bentuknya sama dengan mukena pada umumnya, dengan beberapa motif dan renda menghiasinya. Namun yang membuatku berfikir dan merasa terganggu adalah, sebentuk tubuh yang membayang dengan jelasnya dari balik mukena yang terjulur panjang itu. Sebentuk kaki dan tubuh indah yang terlihat dengan cukup jelas.

Bukankah salah satu sah nya shalat seorang muslim adalah aurat yang tertutup?, fikirku.

Aku menjadi berfikir. Dan semakin berfikir ketika fenomena tersebut dapat dengan mudah ditemui. Para wanita yang melaksanakan shalat dengan menggunakan mukena yang tak memenuhi syarat tertutupnya aurat.
Aku jadi bertanya, kenapa?
Sebenarnya seperti apa para wanita muslim memaknai mukena? Hanya sebagai alat sholat atau sebagai penutup aurat?

Itu peristiwa yang terjadi pada masyarakat umum, katakanlah yang sering di sebut masyarakat amah, karena minimnya pemahaman mereka.
Namun, yang membuatku sangat berfikir dan merasa cukup miris adalah kondisi ini pun terjadi pada muslimah kaffah, yang kebanyakan mereka mengklaim diri sebagai dai pengusung panji dakwah. Aku tak men-generalisir, namun beberapa orang yang aku kenal sebagai pentolan dakwah cukup menjadi sampel tulisan ini.

Mereka, para muslimah kaffah tersebut begitu rapi dan cantik dengan gamis longgar yang menutupi tubuh mereka dan jilbab lebar yang menjulur panjang. Namun, entah mengapa menjadi sedikit lalai dalam penjagaan aurat mereka ketika shalat, khususnya saat mereka berada di rumah dimana mereka dapat menggunakan pakaian yang mereka sukai.
Sungguh miris buatku, ketika menyaksikan kaki-kaki dan tubuh muslimah yang indah itu membayang dengan jelas dari balik mukena yang mereka gunakan.
Warna kulit mereka yang terlihat jelas, sungguh mengganggu.
Sungguh tak enak dipandang mata, ketika mahkota dikepala mereka terlihat dengan jelas warna dan ukuran panjang pendeknya dari balik mukena mereka.
Bila para daiyah yang mengklaim diri pengusung panji dakwah saja lalai, lalu bagaimana dengan wanita muslim yang disebut dengan amah?

Jika mereka di luar rumah begitu memperhatikan tertutupnya aurat mereka dari pandangan semua orang, lalu mengapa mereka lalai saat mereka berjumpa dengan TUHAN?

Aku secara pribadi sangat miris menemui beberapa kejadian tersebut, apalagi hal itu terjadi pada sahabat-sahabat muslimah yang memiliki kefahaman yang sangat baik mengenai batasan-batasan aurat. Rasanya bukan hal yang sulit menggunakan jilbab dan rok sebelum menggunakan mukena, mengingat sulitnya ditemukan mukena yang betul-betul memenuhi kriteria menutup aurat. Sebagian besar mukena yang diproduksi dan dijual di pasaran, hampir seluruhnya terbuat dari bahan yang tipis dan transparan. Entah, mungkin karena mengikuti tren mode.

Ah, tak ingin berpanjang lebar. Aku bukan aktivis dakwah dan belum mampu menjadi muslimah kaffah. Namun, bila ada hal baik dari apa yang aku sampaikan maka ambillah. Bila buruk, maka buanglah jauh-jauh. Hanya sekedar merenungi dan mudah-mudahan bisa menjadi pengingat kembali, khususnya bagi sahabat muslimah.

Bila kita selalu berusaha tampil cantik dan rapi saat melangkahkan kaki ke luar rumah, lalu mengapa menjadi lalai dengan aurat ketika berdiri dan sujud di hadapan TUHAN?

Mari renungkan……….

Well, maaf bila ada hal yang kurang berkenan.
Wallahu’alam bishowwab.

Mei 15, 2010

36 Jam Menyusuri Pesisir Barat Hingga Selatan Bumi Ruwa Jurai

First days,
April, 24, 21010

Berpetualang, Travelling, Jalan-jalan, apapun namanya pastilah menyenangkan. Apalagi bila perjalanan itu menjadikan alam sebagai objek tujuan. Berjalan di atas pegunungan yang berkabut dan berkelok

Petualangan 36 jam. Yup! That’s true. 36 jam petualangan menyusuri provinsi Lampung mulai dari titik awal, kota Bandar Lampung yang terletak di Teluk Lampung, hingga menyusuri pesisir bagian barat yang berhadapan dengan samudera pasifik, dan kembali ke titik awal dengan menyusuri pesisir pantai bagian barat daya hingga pesisir selatan.

Perjalanan pada hari pertama melewati 4 kabupaten kota, yaitu Lampung Selatan, Pesawaran, Lampung Tengah, dan Lampung Utara dengan menghabiskan waktu tempuh selama kurang lebih 3 jam.

Pemberhentian pertama adalah Desa Subik, tepatnya Dusun Gunung Sadar (hebat oy! Gunung aja bisa sadar, hahahah!). Desa Kelahiran Mbok Deah Kusuma.
Kayak sedang mengantar calon besan yak? :-P

Sempat kefikiran iseng dengan Anjel, buat mbisikin Mak Darti (Mamake Mbok Deah), buat milih siapa yang mau diambil jadi mantu ^^_v
*emang dasar itu dua orang, seneng beneur godain Diah en mamaknya* =D

Ternyata kalo lagi dalam perjalanan, anak-anak dah berumur alias dan pada tua2 pun jadi kayak anak-anak. Pada girang semua diajak jalan2. Sepanjang jalan mulut2ny dah kayak burung, pada g berhenti ‘berkicau’.. =D
Berhenti klo mulutny dah dsumpel pake makanan en tidur… =D

Seru tuh, pas perjalanan mulai masuk ke kabupaten Lampung Barat,
pemandangannya amazing sekali.. dasyatt!
Jalan berkelok di atas pegunungan. Kanan dan kiri jurang dengan lembah yang dalam,
Ohohoho, g kebayang gimana bentuknya klo kecemplung ke lembah itu,

Perjalanan terasa kayak terbang,
jalan berkelok, ditambah lagi Papa driver yang nyetir ala pembalap F1 =D

Jurang dengan lembah yang dalam, barisan pegunungan, kabut basah yang bikin pandangan begitu misterius,
Pelangi di antara tumpukan awan Comulus,
that’s amazing view!

Jalan yang mirip tubuh ular, bikin body jadi kebanting2.. perut jadi terasa dikocok2..
3 jam setelah transit pertama, akhirnya sampai lah di tempat transit kedua, Desa Belalau, Liwa, Kabupaten Lampung Barat,

Kampung yang masih sangat alami. Bahkan tempat mandi dan mencuci pun masih ramah lingkungan.
HASILNYA,…
4 orang peserta ekspedisi melanjutkan perjalanan hari kedua tanpa mandi,
Kwekekekekk!
Sayang, perjalanan di hari pertama tak sempat merekam panorama sepanjang perjalanan,
Lupa! -‘-!
Lagi pula,pada bawel semuah tiap aku minta papa driver berhenti sejenak di puncak pegunungan untuk mengambil beberapa foto,
Tiap inget ituh, pengen ngegeplak itu kepala anak-anak,..rrrghh!!


***
Days two
April, 25, 21010

Perjalanan hari kedua g kalah seru. Perjalanan pulang (dilanjutkan) dengan menyusuri pesisir barat yang berhadapan langsung dengan samudera pasifik, jadi perjalanan yang lebih seru..
Pantai pesisir dengan pasir hitam, ciri khas pesisir pantai yang berhadapan langsung dengan samudera/laut lepas. Gulungan ombaknya dasyat. Langitnya biru cerah.

Yang punya story g kalah seru jugak ada.
Papa driver harus berhenti di tengah hutan rimba yang berada di kawasan Hutan dan Konservasi Taman Nasional Bukit Barisan,
Karena ADA YANG MUNTAH!
Ada yng keluar keringet dingin,.. Hahahahahah!
padahal sendirinya yang teriak2 lantang, klo ada yang keringet dingin mau muntah kudu ditinggal di hutan… *gulingguling*
Masih kebayang muka pucatnya, kwakakaak..

4 jam berada di jalur hutan dan konservasi alam, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan..
I love it. Rasanya tetap ingin berputar-putar di tengah lebatnya rimba hingga bosan,
Berharap bertemu dan ber say helo dengan sang raja, raja rimba,
Tapi sayang gak ketemu. Padahal informasinya, biasanya banyak harimau berkeliaran di dekat jalan lintas.. o__O
Sepanjang jalan mendengarkan nyanyian pepohonan dan kicauan burung-burung dan jangkrik,
Serta melewati beberapa air terjun kecil dan banyak sungai..

Ini adalah view, bila anda sampai di Teluk Semangka, Kabupaten Tanggamus, Lampung,
Indah bukan?
Gugusan Teluk Lampung dengan Gunung Tanggamus yang tegak angkuh menjulang,
Berada pada puncak dan ketinggian alam selalu membuatku merasa sangat gembira dan lepas,
Ketika mata dapat melihat ke seluruh penjuru arah dengan bebas,
Semua terlihat kecil,
Terlihat dekat, namun nyatanya begitu jauh,
Ah!


Lalu yang ini,
Ini adalah Air terjun Way Lala’an, yang berada di Kabupaten Tanggamus,
Sayangnya, karena hari telah menjelang senja, perjalanan harus segera dilanjutkan,
Tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi, sekedar menikmati titik-titik air yang mengembun terbang diterpa angin,
Atau pun yang hendak melanjutkan dengan aktivitas perkemahan,
20 menit perjalanan dari pusat keramaian, Kota Agung, dengan harga tiket hanya 2,500 rupiah saja

Mmmm,..
Bagi anda yang menyukai petualangan,
Menyusuri hutan dan pesisir pantai barat hingga teluk di pesisir selatan bumi Lampung menjadi tempat yang aku rekomendasikan,

Dalam perjalanan anda akan melewati gugusan perbukitan berkabut dengan lembah yang dalam,
Berjam-jam menyusuri hutan lindung Bukit Barisan Selatan, habitat yang kaya akan fauna liar dan pohon-pohon raksasanya, akan memberikan sensasi bertualang yang dasyat,
Lalu menikmati pesisir pantai yang elok dengan deburan ombak dan pasir hitam,
Alam yang sungguh masih perawan,


Well,..
Have a nice days,
Enjoy your travelling!

Boleh Jadi Bukan Karena Doa Kita


Suatu hari dua orang pemuda terdampar pada sebuah pulau terpencil. Hampir seharian mereka duduk di tepian pantai, berharap ada kapal yang lewat sehingga mereka dapat menumpang atau tim penyelamat menemukan mereka.
Beberapa hari berlalu, kapal yang mereka harapkan tak jua datang, pun pula dengan tim penyelamat.

Mereka lalu berfikir, bahwa mereka harus bertahan hidup. Lalu kedua orang pemuda sepakat untuk membagi pula menjadi dua bagian. Pulau pada sisi barat adalah milik pemuda A, dan pulau pada sisi timur adalah milik pemuda B. Lalu mulai lah mereka menjalani hidup di pulau tersebut sembari terus berharap bantuan segera datang menyelamatkan mereka.

Hari terus berlalu. Pemuda A telah membangun rumah sederhana, begitu pula pemuda B. masing-masing mereka pun bercocok tanam demi kelangsungan hidup mereka.

Berbulan telah mereka lalui. Pemuda A mulai merasa bosan dan merasa kesepian. Lalu ia pun berdoa kepada Tuhan agar diberikan seorang pendamping hidup. Suatu hari ketika hendak memancing ikan di laut, pemuda A menemukan sesosok wanita terdampar pingsan di tepi pantai. Lalu bergegas ia menolongnya. Beberapa waktu berlalu, akhirnya wanita tersebut menjadi pendamping hidup pemuda A.
Beberapa tahun kemudian mereka dikaruniai anak-anak yang lucu.

Pemuda A yang telah memiliki istri dan anak-anak, terus berharap agar dapat ditemukan oleh tim penyelamat atau ada kapal yang lewat di pulau tempat mereka tinggal, hingga mereka dapat keluar dari pulau terpencil tersebut. Lalu berdoalah ia kepada Tuhan, memohon agar keinginannya dikabulkan.

Beberapa waktu berlalu hingga suatu hari sebuah kapal nelayan melewati pulau tempat pemuda A dan B terdampar. Dengan serta merta dan penuh suka cita pemuda A berlari memberikan tanda meminta bantuan.
Setelah pemuda A dan keluarganya sampai di atas kapal nelayan tersebut, bertanyalah nahkoda kapal kepadanya, “apakah masih ada orang lain yang terdampar selain dirimu dan keluargamu?”
“ada. Seorang pemuda yang tingga di sisi timur pulau ini,”jawabnya,
“baiklah. Kita akan menemuinya dan mengajaknya serta,”
“untuk apa?,” tanya pemuda A, “setiap hari aku berdoa agar Tuhan mengirimkan bantuan dan menolongku keluar dari pulau ini. Setelah datang pertolongan mengapa harus mengajaknya?,” lanjutnya,

Setelah sampai pada sisi timur pulau, dimana tinggal seorang pemuda B, bertanyalah sang nahkoda kepadanya, “temanmu, pemuda A berdoa agar diberikan tempat tinggal, makanan, anak, istri, dan pertolongan kepada Tuhan, lalu semua itu IA kabulkan. Sedangkan dirimu, tetap saja hidup sendirian dan bila aku tak bertanya pada pemuda A itu mungkin kau akan tetap ada di pulau ini,” “apakah doamu tidak dikabulkan Tuhan?,”

“tidak!,” jawab pemuda B, “semua doaku dikabulkan Tuhan”
“lalu?,” kejar sang nahkoda, “mengapa kehidupan kalian berbeda? Memangnya apa doa-doamu yang dikabulkan Tuhan?”
“setiap hari dan setiap saat aku hanya berdoa dan meminta kepada Tuhan, agar Tuhan memberikan kemudahan dan mengabulkan semua doa yang diucapkan oleh saudaraku pemuda A yang tingga di sisi barat pulau ini”

Sang nahkoda, pemuda A, dan beberapa awak kapal pun tertegun,



Sahabat, adik, dan kakak,
Seringkali kita mungkin merasa sombong atas nikmat dan kemudahan dalam hidup kita,
Terkadang kita merasa bahwa apa yang kita peroleh adalah karunia dan kemurahan hati Tuhan kepada kita,
Namun boleh jadi,
Nikmat, karunia, kebahagiaan, kemudahan, dan segala yang diberikan Tuhan dalam hidup kita,
Bukanlah karena kesholihan kita,
Bukanlah karena doa-doa yang kita lantunkan,
Namun,
Boleh jadi semua itu hadir,
Karena keridhoan Tuhan atas ikhlasnya orang lain berdoa untuk kebaikan kita tanpa kita ketahui,
Doa-doa yang terlantun dalam diam dan hening,
Yang tak nampak dan tak terdengar oleh gendang telinga kita,
Doa orangtua, doa adik, doa kakak, atau doa sahabat yang dengan tulus ikhlas mendoakan segala kebaikan bagi kita,

Sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits dari shahabiyah Ummud Darda` :
“Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir di hadapannya adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh Allah. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): “Ya Allah, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.” (HR. Muslim)

Dasyatnya sebuah doa kebaikan yang tak diketahui oleh yang didoakan. Ketika Tuhan memerintahkan tugas kepada malaikat, khusus hanya untuk mengaminkan doa-doa seorang muslim bagi muslim lainnya. Bahkan malaikat pun ikut mendoakan kebaikan yang sama bagi mereka yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya yang lain, dengan batas, selama doa tersebut tak diketahui oleh saudaranya yang didoakan,

Jika menatap kembali hadits tersebut dan kemudian ‘berkaca’,
Betapa jarang diri ini mendoakan orang lain dalam tiap jenak lantunan harap kepada Yang Esa,
Betapa diri demikian pelit dan hanya, selalu, dan seringkali berdoa hanya untuk kebaikan diri sendiri saja,

Jadi merasa tersentil -’-!

Menjelajahi Negeri Seribu Bambu (Pringsewu)

Tak ada dalam agenda. Hari itu, selasa, 11 Mei 2010,
Berpetualang menuju sebuah tempat yang asing pada awalnya, namun ternyata tidak saat sampai apda tujuannya *pernah lewatin tempat itu*

Perjalanan yang indah,
setidaknya setiap saat aku selalu berusaha menikmatinya seikhlas mungkin,
agar tidak menjadi perjalanan yang sia-sia,
Setiap jenak ku belajar membuang semua perasaan tak nyaman yang hadir manakala pandanganku mengingatkan pada hal-hal yang tak menyenangkan,
Tak sia-sia, setiap hari ku merasa semakin mampu tersenyum, meski ‘tak enak’ itu tetap ada,

Biarlah,
Ingin ku nikmati alam indah yang dihamparkan Tuhan di depan bola mataku,

Ini adalah pemandangan yang terpampang di sepanjang perjalanan,
Barisan pepohonan, kebun kacang, bukit, dan area persawahan,
Dengan kamera sederhana aku coba merekamnya
Keindahan garis batas antara biru dan kehijauan, line green and blue..

Inilah tempatnya,
Sebuah tempat di pinggiran sungai besar yang mengalir deras dengan air keruh,
Gambar ini aku rekam dari pondokan,
Saat itu mataku melihat 2 ekor kuda yang tengah asyik makan rerumputan
Dengan latar sungai, jembatan, langit biru, dan suasana hijau yang meneduhkan,

Saat itu suasana mulai kelabu dan gelap,
Sebelum benar-benar gelap dan hujan, aku coba mengabadikannya
Indah bukan?
Terlihat hening dan damai,
Tak terlihat hiruk pikuk yang menyesakkan,

Jika diperhatikan dengan seksama, akan terlihat titik-titik kecil pada pinggiran sungai,
Sebetulnya itu adalah manusia yang sedang berpetualang mencari keong kecil khas sungai air tawar,

Mereka adalah orang-orang dari rombongan yang aku ikuti,
Kelompok arisan keluarga batak muslim dengan marga Sembiring Keloko,
Sayang aku tak sempat mendapatkan foto mereka, kala terjun ke sungai

Mungkin bagi sebagian orang terlihat ndeso dan norak,
Jauh-jauh hanya untuk makan di pinggiran sungai dan mencari keong,
Tapi bagiku, ini amazing,
Karena bagi mereka, kegiatan seperti itu mengingatkan mereka pada hobi dan kebiasaan mereka di kampung halaman asal mereka, tanah karo, sumatera utara,

Sebenarnya aku sendiri pun ingin berpartisipasi,
Merasakan derasnya arus dan sensasi berada di sungai besar dengan pemandangan yang indah,
Namun apa daya, sedang tak bisa berbasah-basah ria,
Selain itu, niat menjadi surut, manakala biji mataku menangkap seekor ular yang cukup besar sedang asyik menyeberangi sungai,
Aaaaa, tidaaakk!!
Benar-benar hilang moodku dekat-dekat ke pinggiran sungai,
Ngeri ketemu dengan kawan-kawan si sneki yang lain -‘-!


Menjelang pulang, hujan mulai turun,
Suasana menjadi lembab dan basah,
Seperti inilah suasananya,
Air hujan membuat gelombang dan memecah permukaan air sungai,
Panorama kelabu, daun dan semak basah berembun,
dikejauhan nampak kabut tipis menyelimuti,


mmmm,..
tempat yang menyenangkan bagi anda yang menyukai petualangan,
tanpa dipungut biaya, karena bukan lokasi wisata,
tertarik untuk mengunjunginya?
Hanya 1 jam perjalanan dari kota Bandar lampung,
Dengan rute : BDL-Pringsewu (belok kanan menuju arah Sukoharjo setelah sampai di trafficlight pringsewu, perjalanan sekitar 15 menit)
Jembatan, akan jadi penunjuk bahwa anda sudah sampai di lokasi,

Enjoy your days,
En have a nice trip!

Mei 08, 2010

Pak Tani dan Kera Putih Serakah


Pak Tani resah. Sudah beberapa hari kebun jagung miliknya diganggu segerombolan kera kecil. Setiap hari pak tani harus menunggui kebunnya agar tak habis oleh kera-kera tersebut.

Letih karena harus setiap hari menunggui kebunnya. Pak tani kemudian membuat sebuah rencana untuk menangkap kera-kera jahil tersebut.
Mulailah pak tani mengejar gerombolan kera tersebut dengan menggunakan jarring yang telah ia buat. Namun, kera-kera kecil itu teramat lincah hingga pak tani tak bisa menangkapnya.

Keesokan harinya, pak tani membawa sebuah toples yang ia isi dengan kacang. Pak tani mengerti, bahwa kera sangat menyukai kacang.
Kemudian toples yang telah ia isi dengan kacang tersebut ia ikat pada sebatang pohon, lalu ia pun bersembunyi mengamati.

“hei, lihat! Ada kacang ditaruh di sana!,” seru seekor kera kecil kepada teman-temannya.
Kera-kera kecil yang melihat ada sebuah botol berisi kacang kesukaan mereka, dengan segera mendekatinya. Sementara pak tani bersiap untuk menangkapnya.
“ayo kita ambil,” serentak suara mereka

Namun, ternyata kera-kera itu cukup lincah dan bergerak dengan cepat.
“hei! Ayo cepat. Ambil sedikit-sedikit saja butiran kacang, lalu cepat pergi. Jangan sampai tertangkap,” ujar seekor kera.
Tapi, seekor kera putih tak mengindahkan seruan itu. Ia yang merasa bosa hanya mengambil beberapa butir kacang lalu berlari pergi, mengambil dan berlari lagi, kemudian ingin mengambil lebih banyak dari yang diperbolehkan.
Sementara pak tani mengejar kera-kera yang lain, kera putih mendekati toples kacang tersebut dan menggenggam butiran kacang sebanyak-banyaknya di tangannya.

Tiba-tiba, teman-temannya berteriak histeris menyuruhnya segera menjauhi toples itu. Kera putih yang terkejut menjadi panik dan segera bergerak untuk pergi. Namun rupanya telapak tangannya yang penuh berisi kecang tak dapat keluar karena leher toples yang kecil sementara genggaman tangannya lebih besar karena berisi banyak kacang.

Teman-temannya berteriak menyuruhnya meninggalkan kacang di tangannya. Namun kera putih tak mau melepaskan kacang-kacang dalam genggamannya. Ia terus menarik-narik tangannya agar terlepas dari toples. Pak tani semakin dekat.

Akhirnya kera putih tertangkap oleh pak tani dank era-kera yang lain berhamburan pergi. Sejak itu kebun jagung pak tani tak pernah diganggu oleh kera-kera nakal.


***
Nah, ternyata perilaku serakah hanya akan membawa kerugian dan bencana ya.
Ambillah seperlunya dan tinggalkan yang berlebihan. Dan pula, tak boleh mengambil milik orang lain yang bukan hak kita tanpa izin.

Memahami Kembali Makna Ridho dan Ikhlas


Menyinggung sekilah mengenai Ridho dan Ikhlas,

Ridho dan Ikhlas,
Dua hal berbeda yang seringkali dimaknai sama oleh sebagian orang. Padahal sebetulnya itu merupakan dua hal yang berbeda.
Ikhlas adalah Melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu karena Alloh semata. Karena itu Ikhlas dikaitkan erat dengan niat.

Sebagai contoh :
## Saya Ikhlas menerima musibah ini
Sikap di atas bukanlah sikap Ikhlas, melainkan Ridho..
Dan,
Ketika kita melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu dengan niat hanya kepada dan bagi Allah,
Maka sikap itulah yang disebut sebagai IKHLAS.

SEDANGKAN
Ridho adalah sikap dengan penerimaan utuh seorang hamba Tuhan Terhadap QodhoNYA. Dimana Qodho merupakan ketetapan TUHAN yang tak tak bisa ditolak atau seringkali kita sebut sebagai TAKDIR,

Tak ada ridho sebelum qodho!
Ridho baru berlaku setelah qodho. Sebagaima yang telah dikatakan oleh Rasulullah melalui hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasa’I “Wahai Alloh, Aku meminta kepadaMU (sifat) ridho setelah adanya ketetapan dariMU”

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasa’I tersebut, Rasulullah mengatakan pula bahwa setiap hamba Tuhan harus senantiasa meminta agar dikaruniai keridhoan dalam menjalani takdir yang ditetapkan baginya. Karena berat dan sulitnya takdir itu bagi sebagian hamba.

Wallahu’alam bisshowab,
Mohon maaf bila ada kekeliruan. Ambil manfaatnya dan buanglah buruknya.



Teringat catatan singkat saat menerima tausiyah pada rakernas @ponpes Daarut Tauhiid pada Desember 2009.