Mei 05, 2010

Penantian,..

Sesosok laki-laki tua duduk dengan angkuh
Garang tatapnya menelusuri tiap detil wajah di hadapannya
Menggelegar suara yang ia semburkan dari pita suaranya
Dan sesosok tubuh kecil di hadapannya terdiam kaku membisu,
Memandangi, tak peduli..

Dalam jiwa bergolak rasa yang tak biasa
Antara pusaran gelombang negatif dan positif
Tiap pusaran menghentak seolah hendak melumat tiap materi yang ia temui

Benci?

Sosok tua itu adalah pejuang pada masanya
Sisa-sisa kerasnya medan juang masih nampak pada sikap dan ucapnya

Ribuan hari yang lalu sosok itu menggelegar membahana
Memekakkan telinganya
Dan menghancurkan kekuatannya

8 tahun silam..

Hari ini, ia pandangi sosok renta itu di hadapannya
Terduduk lemah dalam penantiannya, menghitung masa
Kapan waktuku akan datang, ujarnya?

Iba?

Ia menanti. Menanti datangnya sang abadi
Yang kan memutuskan bukan hanya nikmat darinya
Namun melepaskan pula segala dera dan derita hidupnya
mencabut nafas dari batang kerongkongannya
menghentikan tiap denyut dan detak jantungnya
menghentikan geraknya dan menutup rapat matanya

Di setiap senja ia termenung
Lagi, menunggu kedatangan sang abadi

’yah, lewat lagi’

Celetukan ringan terlontar dari bibir tuanya
Kala ia saksikan rombongan penandu raga tanpa nyawa menuju peraduannya

Aku tersenyum dalam diam, getir..





*pernahkah kalian menyaksikan betapa letihnya mereka yang telah hidup dalam usia senja?
menanti sang abadi datang menghampiri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar